Apa yang salah dariku?

Hembusan angin pagi menerpa tirai kamar seorang gadis. Duduk termenung diatas kasurnya, berpikir keras bagaimana ia menghadapi kawannya yang marah padanya. Zainab...namanya Zainab, ia baru saja membuat marah temannya. Hal yang dibingungkan zainab, mengapa kawannya marah? apa karena nada bicara zainaab yang keras? atau salah dalam perilaku zainab.

Cerita itu berawal saat di kelas, mereka adalah kawan satu perjuangan. Yah...di hari-hari biasa mereka berkomunikasi seperti biasa, mereka berada dalam satu organisasi pengurus taklim MAN 1 Malang. Suatu hari di siang bolong ketika musyawarah diadakan, semua anggota berkumpul untuk membicarakan program kerja bulan depan. Di ruangan yang sempit itu, dimana semua keperluan taklim disimpan termasuk segala hal perlengkapan ustadz-ustadz yang mengisi.

Di akhir acara, tak dilupakan makanan penggajal perut, saat itu menu sore itu adalah GORENGAN. Makanan berminyak yang pasti perempuan membutuhkan tisu untuk membersihkan bekas2 minyak. Selesai makan-makan semua orang berusaha mengambil tisu di loker penyimpanan barang2 kebutuhan ustadz. Zainab yang prihatin akan tisu pasti akan berkurang banyak jika semua orang mengambil maka ia berteriak mengingaykan, "Kawan, kawan itu kan tisu ustadz nanti habis looo...pun itu punya lembaga bukan pribadi!", Tiba-tiba seorang kawan menyeletuk, "Bayar berapa sich, ntar semua bayar jadinya..",,,,Cessshh, Zainab menyesal mengingatkan akan hal itu, menurut Zainab  bahwa itu bukan merupakan hak kita untuk kebutuhan pribadi anggota. Hati zainab menjadi sedih, ia bertanya2 pada dirinya sendiri, pendapatnya tentang tisu organisasi (yang mana asal tisu diberikan untuk ustadz) bukan hak mereka untuk mengambil itu SALAH???
Beberapa menit setelah hal itu Zainab hanya diam, dia sadar jika ia menjawab celetukan itu akan membuat hati bergesekkan dengan empu bicara. Dalam diamnya Zainab terus berpikir, apa yang salah? apa prediksinya salah? mengapa tidak dibenarkan? apa nada bicaranya salah juga?
Zainab terus berusaha menghibur dirinya. Tanpa disadari semua orang telah pergi,,tinggal Zainab yang masih merenung. Ia pun beranjak dari kursinya dan jalan menuju parkir sepeda, di pojok taman kota. Zainab memakirkan sepedanya, duduk diam. Air matanya tak dapat dibendungnya,,,dengan segala kepenatan hatinya,,kilas-kilas hidupnya, segala beban hidupnya bermunculan seiringan. Air matanya terus mengalir, sambil beristighfar, "Astaghfirullah al-Adzim, Astaghfirullah al-Adzim,,Astaghfirullah al-Adzim..." sambil menghapus air matanya.
"Aku harus kuat....segala rintangan harus dihadapi,,," ujarnya dalam hati. Dengan semangat baru ia kembali mengayuh sepedanya dan kembali ke asrama.#

Masih dalam kesunyian, "Kak Zainab,,,," suara kecil memanggilnya, Hafshoh anak kecil yang imut dan pintar, begitu tega orangtuanya membuangnya di tempat sampah. "Ayo makan Kak! Semua sudah menunggu.." ajak Hafshoh kecil. Zainab pun terkejut bercampur menyesal.."Iya dek,,,Kakak lupa bantu ummi di dapur, dah selesai ya,,,hehe". "Iya kak gapapa kata ummi." jawab Hafshoh menenangkan.
Mereka pun berjalan dengan gembira menuju ruang makan. "Assalamu 'alaikum semua....." Zainab dan Hafshoh mengucapkan salam untuk semua yang ada. "Wa'alaikumussallam..." Serempak semua menjawab tak terkecuali ummi dan abi. Abi dan Ummi adalah orang tua yang sangat mereka sayangi dan menyayangi mereka, walaupun semua anak yang berjumlah 40 orang bukanlah anak kandung mereka, mereka menyayangi semuanya layak anak kandung..Haikal, Jasmine dan Rasyid merupakan anak kandung mereka.

Selesai makan,,
Semua anak kembali ke kamar masing2, Ummi mendekati Zainab dan mengajak bicara. "Zainab,,,,kenapa kamu kemarin murung setelah pulang dari sekolah?" tanya Ummi. Zainab pun menjawab dan menceritakan kebingungannya, "Zainab..amar ma'ruf itu memang diperintahkan, tetapi kita tak boleh sembarang berbicara, berbicara menggunakan hati yang bersih,,maka semua orang akan menerimanya, jika tidak ada yang menerimapun hati kita tidak akan tersakiti. Segala bentuk amar ma'ruf pasti memiliki gangguan, entah dicaci, di musuhi maupun di jauhi. Kamu tidak salah untuk berusaha amar ma'ruf akan tetapi kamu harus belajar bagaimana beramar ma'ruf yang baik."
Sambil merunduk, Zainab mengangguk-angguk..tanda paham. "Iya ummi, jazakumullah atas nasihatnya..", ia pun tersenyum. "Ummi ,,maaf tadi aku ga bantu di dapur,," Zainab meminta maaf akan kelalaiannya. "Iya gapapa tadi juga banyak yang bantu, kan hari libur.."
"Zainab...kita jalan-jalan yukz..!" tiba-tiba Jasmine datang dan mengajak Zainab. "Boleh ummi??" Tanya Zainab menengok wajah Ummi dengan memohon, "Iya..sana jangan kesorean ya.." "Siaaappp!!" serempak Jasmine dan Zainab menjawab.
Jasmine dan Zainab mengayuh sepeda masing-masing...jalan terjal menuju bukit teh di desa sebelah sangat curam. maklum jalan yang ditempuh mereka jalan tikus....

Aaaaaaaaaaaaarghhhh....Gubrakkkkk!!!!!,,,

(bersambung)

3 komentar: