اُبْتُلِيْنَا
بِالضَّرَّاءِ فَصَبَرْنَا ،
وَابْتُلِيْنَا
بِالسَّرَّاءِ فَلَمْ نَصْبِرْ
Abdurrahman bin 'Auf radhiyallahu
'anhu berkata: "Kami diuji dengan kesempitan, maka kamipun bersabar,
dan ketika kami diuji dengan kelapangan justru kami tidak sabar." (Minhajul
Qashidin, 272)
Kehidupan di
dunia ini memang tak luput dari ujian, ujian dalam benak sebagian orang
hanyalah ujian kesusahan tapi... tahukah kita??????
Ujian bukan
hanya kesusahan, dalam keadaan lapangpun sebenarnya kita sedang diuji juga...
Jikalau dalam
kesusahan kita diuji apakah kita bersabar atau tidak?? Maka dalam kelapangan
kita diuji apakah kita bersyukur atau malah bertambah kufur?
Dalam perkataan
sahabat Nabi Sallahualaihi wassalam diatas telah tertulis bahwa bersabar dalam
kesusahan lebih mudah daripada bersabar dalam kelapangan, maksud bersabar dalam
kelapangan ialah teruskah kita untuk selalu bersyukur dan tidak sombong atas
kelapangan itu..
Dan telah
tertera dalam al-Qur’an bahwa manusia itu diciptakan untuk diuji yang disisi
lain juga untuk beribadah
Dalam surat
al-Insan termaktub:
إِنَّا خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ
أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا (٢)
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani
yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami
jadikan dia mendengar dan melihat.
Ketika dalam
keadaan lapang terkadang kita lupa akan siapa yang telah memberikan semuanya,
kita terbuai atas kenikmatan yang dirasa...dan terkadang pula kita membanggakan
diri atas kenikmatan itu,,
Tapi ........ketika
kesusahan melanda apa yang dia ingat??? Penyesalan yang datang menjadikannya mengingat
bahwa Allah yang Maha Besar yang dapat menolongnya,,
Ketika berdo’a
dia mengkhusyukkan diri agar do’anya terkabul.
Sungguh tak
sangat sopan kita sebagai hambaNya...ibarat seseorang yang diberi makan saat ia
kelaparan dan melupakan jasa pemberi ketika ia telah kenyang,,
Maka renungkanlah
..
apakah kita masih
termasuk hambaNya yang tak tahu diri???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar